Sunday, December 18, 2016

JENIS-JENIS SENSOR

1. Sensor cahaya
 Sensor cahaya terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

          A. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)

    Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell. Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar.
    Simbol Solar Cell:
    Solar cell
    Bahan pembuat solar cell adalah siliconcadmium sullphidegallium arsenide danselenium.
    Gambar penampang solar cell :
    Penampang solar cell
    Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N.
    Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang dan elektron berpindah melalui hubungan “pn”. Besarnya arus yang mengalir sebanding dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.
    B. Fotoconductiv

    Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas. Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulfide.
    Tipe-tipe Fotoconductiv:
    1. LDR (Light Dependent Resistor)
    2. Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin besar.
      Simbol LDR :
      LDR
    3. Fotodiode
    4. Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda. Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
      Simbol Fotodiode :
      Fotodiode
      Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn” menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.
    5. Fototransistor
    6. Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor. Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
      Simbol Fototransistor :
      Fototransistor

2. Sensor Tekanan
Sensor Tekanan

     Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

3. Sensor Proximity



Sensor Proximity

     Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.



 4. Sensor Ultrasonik


Sensor Ultrasonik
  
 Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.


5.  Sensor Kecepatan (RPM)


Sensor Kecepatan (RPM)
      Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

 6. Sensor Magnet

      Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.


7. Sensor Penyandi (Encoder)



     Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean  dalam susunan tertentu.


8. Sensor Suhu



      Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C)- lihat gambar 1.6, resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor.Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

  1. Thermokopel

    Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.
    Thermokopel
    Prinsip Kerja :
    Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820 dan dikenal dengan Efek Seebeck.
    Efek Seebeck:
    Sebuah rangkaian termokopel sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar yang berbeda jenis (besi dan konstantan), dililit bersama-sama. Salah satu ujung T merupakan measuring junction dan ujung yang lain sebagai reference junction. Reference junction dijaga pada suhu konstan 320F (00C atau 680F (200C). Bila ujung T dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada kedua ujung penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit beda potensial (electro motive force/emf) sehingga mengalir arus listrik pada rangkaian tersebut.
    Kombinasi jenis logam penghantar yang digunakan menentukan karakteristik linier suhu terhadap tegangan.
    Tipe-tipe kombinasi logam penghantar thermokopel:
    1. Tipe E (kromel-konstantan)
    2. Tipe J (besi-konstantan)
    3. Tipe K (kromel-alumel)
    4. Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
    5. Tipe T (tembaga-konstantan)
    Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah, hanya beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi makaa akan muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh yang disebut net voltage (Vnet).
    Besarnya Vnet ditentukan dengan rumus:
    Vnet = Vh - Vc
    Keterangan :
    Vnet = tegangan keluaran thermokopel
    Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
    Vc = tegangan referensi
    Gambar grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R :
    Grafik thermokopel
    Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa thermokopel yang dihubungkan secara seri membentuk thermopile. Thermopile ini diletakkan di titik tengah pyrometer radiasi dan lensa yang digunakan untuk memfokuskan radiasi (pancaran panas) agar jatuh pada thermopile.
    Gambar Thermopile:
    Thermopile
    Gambar Pyrometer Radiasi:
    Pyrometer
    Untuk masa sekarang thermokopel sudah dibuat dengan kemasan yang mempunyai unjuk kerja yang lebih peka yang disebut thermopile yang digunakan sebagai pyrometer radiasi.
    Grafik hubungan suhu terhadap arus keluaran:
    Grafik suhu arus

  1. Thermistor (Thermal Resistor/Thermal Sensitive Resistor)
    Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansi.
    Simbol Thermistor :
    Thermistor
    Konstruksi Thermistor tipe GM102 :
    Konstruksi Thermistor
    Thermistor dibentuk dari bahan oksida logam campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel.
    Bentuk Thermistor :
    1. Butiran
    2. Digunakan pada suhu > 7000C dan memiliki nilai resistansi 100 Ω hingga 1 MΩ.
    3. Keping
    4. Digunakan dengan cara direkatkan langsung pada benda yang diukur panasnya.
    5. Batang
    6. Digunakan untuk memantau perubahan panas pada peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang. Thermistor dibuat sekecil-kecilnya agar mencapai kecepatan tanggapan (respon time) yang baik.
      Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:
      1. Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)
      2. Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)
      3. Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)
      Grafik hubungan antara resistansi terhadap suhu thermistor :
      Grafik resistansi suhu
      1. RTD (Resistance Temperature Detectors)
      Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar. RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat platinum pada papan pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 0C dibawah 5000C dan 0,1 0C diatas 10000C.
      Konstruksi RTD bahan platinum:
      RTD platinum
      RTD terpasang pada permukaan logam:
      RTD terpasang
      Hubungan antara resistansi dan suhu penghantar logam merupakan perbandingan linear. Resistansi bertambah sebanding dengan perubahan suhu padanya. Besar resistansinya dapat ditentukan berdasarkan rumus :
      Rumus 1
      Besar resistansi pada suhu tertentu dapat diketahui dengan rumus :
      Rumus 2
      Keterangan :
      R1 = resistansi pada suhu awal
      R2 = resistansi pada suhu tertentu
      Untuk menghasilkan tegangan keluaran dapat diperoleh dengan mengalirkan arus konstan melalui RTD atau dengan memasangnya pada salah satu lengan jembatan wheatstone.
      Gambar rangkaian jembatan wheatstone dengan RTD:
      Rangkaian RTD
      Persamaan rangkaian jembatan wheatstone:
      Rumus 2
      Prinsip kerja rangkaian: Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga berubah sehingga jembatan tidak dalam kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan adanya beda potensial antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat diferensial.
      Amplifier diferensial (penguat diferensial) menggunakan IC op-amp yang berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran dari rangkaian jembatan menjadi tegangan yang lebih besar. Jika rangkaian jembatan pada posisi setimbang maka pada titik A dan B mempunyai tegangan dan arus yang sama.
      Rumus 3
      1. IC LM 35
      Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan perubahan suhu.
      Rangkaian dasar IC LM 35:
      IC LM 35
      Karakteristik IC LM35
      Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan memberikan tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini mampu bekerja pada rentang suhu -550C – 1500C. Tegangan keluaran dapat diatur 0 V pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah ± 10C.

PENGERTIAN BLUETOOTH, FUNGSI DAN CARA KERJANYA

Pengertian bluetooth, fungsi dan cara kerjanya – Bluetooth adalah suatu peralatan media komunikasi yang dapat digunakan untuk menghubungkan sebuah perangkat komunikasi dengan perangkat komunikasi lainnya, bluetooth umumnya digunakan di handphone, komputer atau pc, tablet, dan lain-lain. Fungsi bluetooth yaitu untuk mempermudah berbagi atau sharing file, audio, menggantikan penggunaan kabel dan lain-lain. Saat ini sudah banyak sekali perangkat yang menggunakan bluetooth.
A. Penjelasan lainnya tentang bluetooth
Atau definisi bluetooth yang lainnya adalah sebuah teknologi komunikasi wireless atau tanpa kabel yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz (antara 2.402 GHz s/d 2.480 GHz) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mapu menyediakan layanan komunikasi data dan juga suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas.
Pada dasarnya teknologi bluetooth ini diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan penggunaan media kabel dalam melakukan pertukaran data atau informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang bagus atau baik untuk teknologi mobile wireless atau tanpa kabel, dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya rendah, interoperability yang sangat menjanjikan, mudah dalam pengoperasiannya dan juga mampu menyediakan berbagai macam layanan.
B. Cara Kerja Bluetooth Atau Perinsip Kerjanya
Sistem bluetooth terdiri atas: sebuah radio transceiver, baseband link Management dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB Interface), flash dan voice codec.
  • Baseband link controller menghubungkan hardware atau perangkat keras radio ke baseband processing dan juga layer protokol fisik.
  • Link manager melakukan aktivitas protokol tingkat tinggi, yaitu seperti melakukan link setup, autentikasi dan juga konfigurasi.
 
 
 
C. Kelebihan Dan Kekurangan Bluetooth
Kelebihan:
  • Bisa menembus rintangan, misalnya seperti dinding, kotak, dan sebagainya. Walaupun jarak transmisinya hanya 10 M.
  • Tidak memerlukan media kabel ataupun kawat.
  • Dapat mensingkronisasi data dari Handphone ke Komputer atau laptop.
  • Dapat dipakai sebagai perantara modem.
  • Praktis dan tidk ribet dalam penggunaanya.
Kekurangan:
  • Memakai frekuensi yang sama dengan gelombang WiFi.
  • Kalu terlalu banyak koneksi bluetooth didalam satu ruangan, akan sulit untuk menemukan penerima yang dituju.
  • Sering beredar virus-virus yang disebarkan melalui bluetooth, khususnya dari handphone.
  • Cukup banyak mekanisme keamanan yang harus diperhatikan untuk mencegah kegagalan pengiriman data atau penerimaan data maupun informasi.
  • Kecepatan dalam transfer data tidak tetap, tergantung dari perangkat yang dipakai untuk mengirim dan yang menerima data maupun informasi.

Jenis-jenis Gerbang Logika

           “Gerbang NOT atau juga bisa disebut dengan pembalik (inverter) memiliki fungsi membalik logika tegangan inputnya pada outputnya. Sebuah inverter (pembalik) adalah gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran dimana keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan keadaan masukan. Membalik dalam hal ini adalah mengubah menjadi lawannya. Karena dalam logikategangan hanya ada dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau “1” dan “0”, maka membalik logika tegangan berarti mengubah “1” menjadi "0” atau sebaliknya mengubah nol menjadi satu. Simbul atau tanda gambar pintu NOTditunjukkan pada gambar dibawah ini.

 
 GERBANG AND (AND GATE)
       
           Gerbang AND (AND GATE) atau dapat pula disebut gate AND ,adalah suatu rangkaian logika yang mempunyai beberapa jalan masuk (input) dan hanya mempunyai satu jalan keluar (output). Gerbang ANDmempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi.
 
 GERBANG OR (OR GATE)

               Gerbang ORberbeda dengan gerbang NOT yang hanya memiliki satu input, gerbang ini memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua, misalnya empat atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika selalu mempunyai hanya satu output. Gerbang ORakan memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah satu atau semua sinyal masukan bernilai tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang OR hanya memiliki sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah.
 
 

Gerbang NAND
 
         Gerbang NANDadalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND yang dibalikkan. Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai tinggi.




Gerbang NOR
 
        Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu fungsi OR yang dibalikkan sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukanya bernilai rendah.



Gerbang X-OR

          Gerbang X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah atau semua masukan bernilai tinggi atau dengan kata lain bahwa X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika sinyal masukan bernilai sama semua.


Gerbang X-NOR

         Gerbang X-NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukan bernilai sama (kebalikan dari gerbang X-OR).
 
 



ALU ( ARITHMATIC LOGICAL UNIT )

Pengertian ALU dan FUNGSI ALU

        ALU atau ARITHMATIC LOGIC UNIT merupakan sebuah system perhitungan dan operasi logika yang berbasis Processor. Processor sendiri memiliki 3 bagian utama yang sangat penting , 3 bagian utama processor tersebut adalah ALU (Arithmatic Logic Unit), CU (Central Unit ) dan MU ( Memory Unit ) .
Namun pada artikel ini saya hanya akan membahas tentang ALU (Arithmetic Logical Unit).



Pengertian ALU (Arithmetic Logical Unit) - ALU (Arithmetic Logical Unit) adalah satu dari tiga komponen processor yang berfungsi melakukan operasi perhitungan aritmatika dan logika (Contoh operasi aritmatika adalah operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan contoh operasi logika adalah logika AND dan OR.



ALU bekerja bersama sama dengan memory dan mendapat data dari register. Data atau hasil operasi perhitungan dan logika dari ALU akan disimpan dalam register tersendiri yaitu ALU output register, sebelum disimpan dalam memori. ALU bekerja dengan mengubah perintah kedalam bentuk Biner (0 dan 1), yang merepresentasikan instruksi yang akan dieksekusi (opcode) dan data yang diolah (operand). ALU biasanya menggunakan sistem bilangan biner two’s complement.

Rangkaian pada ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder digunakan untuk memproses operasi aritmetika, Adder juga disebut rangkaian kombinasional aritmatika.

 Ada 3 jenis adder:
1)    Rangkaian Adder dengan menjumlahkan dua bit disebut Half Adder.

2)    Rangkaian Adder dengan menjumlahkan tiga bit disebut Full Adder.

3)    Rangkain Adder dengan menjumlahkan banyak bit disebut Paralel Adder

Fungsi ALU (Arithmatic Logical Unit) - Fungsi ALU (Arithmatic Logical Unit) adalah untuk melakukan suatu proses data yang berbentuk angka dan logika, seperti data matematika dan statistika. ALU terdiri dari register-register untuk menyimpan informasi.Tugas utama dari ALU adalah melakukan perhitungan aritmatika (matematika) yang terjadi sesuai dengan instruksi program. Rangkaian pada ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan de padanya.


ALU terdiri dari dua bagian, yaitu unit arithmetika dan unit logika boolean, yang masing – masing memiliki spesifikasi dan tugas tersendiri. Fungsi-fungsi yang didefinisikan pada ALU adalah Add (penjumlahan), Addu (penjumlahan tidak bertanda), Sub (pengurangan), Subu (pengurangan tidak bertanda), and, or,xor, sll (shift left logical), srl (shift right logical), sra (shift right arithmetic), dan lain-lain.


Circuit Operation
Kombinasional sirkuit logika dari rangkaian 74181 terpadu, yang merupakan sederhana empat-bit ALU.

ALU adalah logika sirkuit kombinasional, yang berarti bahwa output akan berubah asynchronous dalam menanggapi perubahan masukan. Dalam operasi normal, sinyal stabil diterapkan untuk semua input ALU dan, ketika cukup waktu (dikenal sebagai "delay propagasi") telah berlalu bagi sinyal untuk menyebarkan melalui sirkuit ALU, hasil operasi ALU muncul di ALU output. Sirkuit eksternal yang terhubung ke ALU bertanggung jawab untuk memastikan stabilitas sinyal input ALU seluruh operasi, dan untuk memungkinkan cukup waktu untuk sinyal untuk menyebarkan melalui ALU sebelum sampling hasil ALU.

Bit shift operations

Bit shift Operations of ALU, menyebabkan operan A (atau B) bergeser ke kiri atau kanan (tergantung pada opcode) dan operan bergeser muncul di Y. Simple ALUS biasanya dapat menggeser operan dengan hanya satu posisi bit, sedangkan ALUS mempekerjakan shifter barel lebih kompleks yang memungkinkan mereka untuk menggeser operan dengan jumlah sewenang-wenang bit dalam satu operasi. Dalam semua operasi pergeseran bit tunggal, bit bergeser dari operan muncul di carry-out; nilai bit bergeser ke operan tergantung pada jenis pergeseran.

  • Aritmatika pergeseran: operan diperlakukan sebagai dua ini bilangan bulat pelengkap, yang berarti bahwa bit yang paling signifikan adalah "tanda" bit dan diawetkan.
  • Logis pergeseran: logika nol digeser ke operan. Ini digunakan untuk menggeser unsigned integer.
  • Putar: operan diperlakukan sebagai penyangga melingkar bit sehingga setidaknya dan paling signifikan bit yang secara efektif berdekatan.
  • Memutar melalui carry: carry bit dan operan secara kolektif diperlakukan sebagai penyangga melingkar bit.

Bit shift examples for an 8-bit ALU
TypeLeft shiftRight shift
ArithmeticRotate left logically.svgRotate right arithmetically.svg
LogicalRotate left logically.svgRotate right logically.svg
RotateRotate left.svgRotate right.svg
Rotate through carryRotate left through carry.svgRotate right through carry.svg